Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Puisi Kutuk dan Darah

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/dr-a-maryke-silalahi-5'>DR. A. MARYKE SILALAHI</a>
OLEH: DR. A. MARYKE SILALAHI
  • Rabu, 08 Oktober 2014, 19:00 WIB
Puisi Kutuk dan Darah
Terkutuk!
Mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang pasti gagal
dan yang menumpahkan darah orang-orang yang tidak bersalah
Mereka menutup pintu-pintu langit

Api menyala-nyala di tengah-tengah mereka
Jasa bapak negara turun temurun dilupakannya
Tulah sekawanan dipandang sebagai berkat
Seharusnya penebus menjadi penyamun

Air menenggelamkan mereka
Bak penjaja apel mereka berzinah dengan tukang kebun
Tikus dan lalang dibiarkan melebihi tingginya saung-saung
Keledai-keledai kehausan di padang diminumkan air pencuci beras
Musang-musang kecil menjadi besar memakani hati manusia
Musang-musang besar menggemukkan diri dengan minyak perasan

Tanah menolak mereka
Anak-anak mereka mewarisi dan melanjutkan warisan seperti mereka
Teman-teman mereka mendirikan kamar-kamar untuk menghormati nama mereka
Tetangga-tetangga mereka malu-malu menyebut mereka di ruang makan keluarga
Anak-anak jaman sebagian menggelengkan kepala sebagian menganggukkan kepala
Suatu bangsa berdarah-darah bahkan setelah matinya mereka! [***]

Jakarta, 17.08.2014

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA