Mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang pasti gagal
dan yang menumpahkan darah orang-orang yang tidak bersalah
Mereka menutup pintu-pintu langit
Api menyala-nyala di tengah-tengah mereka
Jasa bapak negara turun temurun dilupakannya
Tulah sekawanan dipandang sebagai berkat
Seharusnya penebus menjadi penyamun
Air menenggelamkan mereka
Bak penjaja apel mereka berzinah dengan tukang kebun
Tikus dan lalang dibiarkan melebihi tingginya saung-saung
Keledai-keledai kehausan di padang diminumkan air pencuci beras
Musang-musang kecil menjadi besar memakani hati manusia
Musang-musang besar menggemukkan diri dengan minyak perasan
Tanah menolak mereka
Anak-anak mereka mewarisi dan melanjutkan warisan seperti mereka
Teman-teman mereka mendirikan kamar-kamar untuk menghormati nama mereka
Tetangga-tetangga mereka malu-malu menyebut mereka di ruang makan keluarga
Anak-anak jaman sebagian menggelengkan kepala sebagian menganggukkan kepala
Suatu bangsa berdarah-darah bahkan setelah matinya mereka!
[***]
Jakarta, 17.08.2014
BERITA TERKAIT: