Pengamat komunikasi politik, Hendri Satrio, menilai partai tersebut diincar karena Jokowi pesimis 'jagoannya' Agung Laksono bisa menjadi Ketua Umum DPP Golkar. Meski begitu, dia menyarankan, Demokrat menolak tawaran tersebut. Karena partai besutan SBY itu sebaiknya menjadi oposisi.
"Demokrat sebaiknya jadi oposisi. Karena kita belum pernah memiliki oposisi yang strategis. Yaitu tidak hanya mengkritik, tapi juga mengkritisi," ujar Hendri Satrio kepada
Rakyat Merdeka Online (Kamis, 21/8).
Menurut Hendri, selama menjadi oposisi, PDIP hanya menyampaikan kritik. Tapi tidak bisa mengkritisi secara komprehensif, artinya yang juga bisa memberikan solusi atau alternatif atas kebijakan yang dinilai tidak tepat tersebut. Peran inilah yang bisa diambil Demokrat kalau berada di luar pemerintahan.
"Karena Demokrat punya pengalaman selama 10 tahun di pemerintahan. Jadi dia bisa memberikan solusi kalau mengkritisi," jelasnya.
Karena itu pula, imbuhnya, Demokrat akan bisa menjadi think tank atau motor partai-partai yang berada di luar pemerintahan. Meski Demokrat bukan partai terbesar di barisan oposisi. "Sekaligus agar Demokrat bisa fokus membesarkan partai kalau berada di luar (pemerintahan)," sambung dosen Universitas Paramadina Jakarta ini.
Kalau seandainya semua partai pendukung Prabowo-Hatta tidak ada yang mendukung Jokowi-JK, dia menambahkan, sistem check and balance akan berjalan. Karena kekuatan partai di luar pemerintahan lebih besar. "Bagus itu," demikian Hendri Satrio.
[zul]
BERITA TERKAIT: