Ketika Perang Jadi keharusan untuk Menegakkan Kebenaran

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/haris-rusly-moti-5'>HARIS RUSLY MOTI</a>
OLEH: HARIS RUSLY MOTI
  • Rabu, 13 Agustus 2014, 08:49 WIB
<i>Ketika Perang Jadi keharusan untuk Menegakkan Kebenaran</i>
ilustrasi/net
KEGELISAHAN menyelimuti kerajaan Hastinapura yang dihadapkan pada kenyataan pahit tak terhindarkan; perang saudara. Bhesma, kakek buyutnya para Pandawa dan Kurawa, sangat gelisah. Nuraninya Bhesma mendukung Pandawa, namun terikat sumpah kepada raja Destarata untuk selalu membela keluarga Kurawa.

Sang maha agung Bhesma melakukan ritual di tepi sungai gangga memanggil dan menanti kehadiran ibunya yang seorang dewata, Dewi Gangga.

Bhesma lalu menyampaikan keresahannya kepada Ibunya yang telah berdiri tepat di hadapannya: "Ibu, di depan mataku, aku dapat melihat ratusan ribu bahkan jutaan mayat manusia bergelimpangan, mengapung dan mengotori sungai-mu, sungai gangga".

"Bila perang tersebut benar-benar terjadi, maka banyak sekali prajurit akan tewas, jutaan anak-anak kehilangan bapaknya, jutaan perempuan menjadi janda, bahkan Dinasti Kuru akan musnah".

Mendengar keluh kesah anaknya Bhesma, sang ibu, Dewi Gangga dengan lembut namun tegas mengatakan:

"Anak-ku, kenapa kamu berpikir seperti itu? Bukankah tak perlu ada perang sekalipun, tiap tahun sungai gangga pasti dikotori oleh abu pembakaran manusia yg mati secara alamiah. Kematian itu sesuatu yang pasti terjadi pada setiap manusia ".

"Bhesma anak-ku, manusia setiap saat pasti akan mati, roh akan pergi meninggalkan tubuh yang tak kekal, baik disebabkan wabah penyakit, bencana alam dan perang. Itu semua cara yangg Maha Kuasa menciptakan keseimbangan," tegas Dewi Gangga.

"Tetapi Bhesma, yang kamu harus perjuangkan dan pertahankan dengan penuh pengorbanan adalah tetap tegaknya nilai-nilai Ilahiah, yaitu kebenaran & keadilan. Manusia pasti akan mati, tapi kebenaran dan keadilan harus tetap tegak dan abadi di dunia," lanjut Dewi Gangga.

"Menolak perang atas nama menyelamatkan umat manusia, tapi dengan membiarkan penindasan dan ketidakadilan terus merajalela adalah sebuah kejahatan membunuh masa depan umat manusia," tegas Dewi Gangga. [***]

Haris Rusly adalah Koordinator Petisi 28

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA