Orang yang dimaksud adalah Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi. Nama Hajjaj cukup menghiasi buku-buku sejarah Islam dan dunia Arab. Sejarawan yang tidak mau terlalu mengecamnya, menyebutkan juga kebaikan Hajaj. Misalnya suka berderma pada orang yang menghafal al Quran juga menyebarkan perluasan wilayah dinasti Umayah.
Di luar itu, hampir semua sejarawan mencatat keburukan Hajjaj. Ia dikenal sebagai sosok yang keras, kejam, bengis, bahkan begitu mudah menumpahkan darah.
Ketika Dinasti Umayah di bawah rezim Abdul Malik bin Marwan bin Hakam mulai guncang karena muncul rongrongan dari Ibnu Zubair, Hajaj muncul dengan segala kekejamannya. Hajjaj dipercaya untuk menumpas gerakan Ibnu Zubair.
Saat itu, benteng pertahanan Ibnu Zubair berada di kota Mekkah. Namun tanpa segan, Hajaj menyerang kota Mekkah tanpa peduli dengan kesuciannya. Ia bahkan melamparkan manjaniq sehingga sebagian dari bangunan Ka'bah roboh. Dalam serangan ini, ribuan nyawa melayang dan darah tertumpah dimana-mana.
Kekejaman Hajaj tak berhenti dengan hancurnya gerakan Ibnu Zubair. Sebagai pejabat negara, ia terus menebar teror. Ia dengan mudah membunuh kelompok yang beroposisi dengan Dinasti Umayah. Ia bahkan terus memburu kelompok pendukung keluarga Ali bin Thalib. Tidak kurang 20 tahun ia lalui dengan berbagai macam pembunuhan.
Untuk kematian Hajjaj, Imam Adz-Dzahabi, yang menulis kitab ensiklopedi tentang sejarah dan biografi dari tokoh-tokoh yang berperan di dalam sejarah Islam, menyebutkan dengan kata-kata yang cukup jelas. "Allah memusnahkannya di bulan Ramadhan tahun 95 Hijrah dalam keadaan tua."
Ada yang menyebutkan, si akhir usianya, Hajjaj mengalami gangguan jiwa. Jenazahnya dikuburkan secara diam-diam untuk menghindari kemarahan rakyat banyak.
[ysa]