Joko Widodo tidak perlu berjanji akan menjadikan 1 Muharram sebagai Hari Santri. Karena itu hanya akan mereduksi makna 1 Muharram. Sebab, tepat pada tanggal tersebut setiap tahun sudah diperingati umat Islam karena merupakan hari Tahun Baru Islam.
"Makanya nggak perlu ada hari santri. Itu buang-buang duit cuma mau nyogok moral orang-orang pesantren," tegas Direktur The Indonesia Reform, Syahrul E. Dasopang kepada
Rakyat Merdeka Online (Kamis, 3/7).
Menurut alumnus pesantren Al Ma'shum, Sumatera Utara ini, kalau memang Jokowi berpihak kepada santri tidak perlu dengan menetapkan sebuah tanggal tertentu menjadi hari santri. Cukup membuat kebijakan yang berpihak kepada santri. (Baca:
1 Muharram Hari Santri, Pendekatan Palsu Jokowi)
"
Mbok ya kalau Jokowi mau nyogok moral orang-orang pesantren, bukan dengan menjanjikan karnaval berupa Hari Santri. Tapi terbitkan kartu santri bebas masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan Akpol (Akademi Kepolisian) dan Akmil (Akademi Militer)," demikian mantan Ketua Umum PB HMI ini.
[zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: