"Kami menentang upaya provokasi yang dilakukan oleh Malaysia," kata Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI), Y Paonganan, di kantor IMI, Pejaten, Jakarta Selatan (Rabu, 21/5).
Menurut Paonganan, pembuatan mercusuar di lahan sengketa adalah sebuah hal yang tidak bisa diterima akal sehat. Dia pun mendukung pihak TNI untuk segera membatalkan pembangunan tersebut.
"IMI siap mendukung pihak TNI untuk tidak berdirinya mercusuar di lahan sengketa tersebut. Bahkan, IMI juga akan menurunkan tim ke sana untuk memantau," tegas Paonganan.
Sebelumnya pihak TNI langsung meluncur ke daerah tempat pembuatan mercusuar. Dimana, kata Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, pembangunan itu benar dan bukan berada di wilayah Indonesia.
"Itu di wilayah abu-abu yang merupakan daerah sengketa," kata Mayjen Fuad Basya.
Diketahui pembangunan itu dilakukan di titik koordinat 02.05.053 N-109.38.370 E Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok 01) di Tanjung Datu. Informasi yang diperoleh beberapa kapal dengan di kawal kapal Angkatan Laut Malaysia mengangkut material menuju titik pembangunan. Kapal-kapal tersebut melakukan pemasangan tiang pancang besi di lokasi tersebut.
[ysa]
BERITA TERKAIT: