Wacana Duet Jokowi-JK Siasat Agar Golkar Tetap Berkuasa?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 29 Maret 2014, 22:43 WIB
Wacana Duet Jokowi-JK Siasat Agar Golkar Tetap Berkuasa?
jokowi-jk
rmol news logo Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai masih terpaut kepentingan dengan Golkar, partai yang pernah ia pimpin. Banyaknya politisi Golkar yang menginginkan JK berduet dengan Joko Widodo semakin menambah kecurigaan tersebut.

Penilaian itu disampaikan pengamat politik Boni Hargens seperti dikutip dari situs pribadinya, bonihargens.com (Sabtu, 29/3).

Boni meningatkan, pasca Soeharto jatuh, kader-kader Golkar sangat pragmatis. Karena itu dicuriga dorongan agar JK menjadi calon wakil presiden Jokowi hanya siasat agar Golkar tetap berkuasa.

"Kemenangan Aburizal bukan prioritas Golkar, meski mungkin prioritas ARB. Tekanan terhadap pencalonan Ical juga sangat tinggi. ARB boleh kalah dari pemilihan presiden, tetapi Golkar harus tetap bisa mengendalikan the rulling cabinet, melalui JK," demikian Boni.

Karena itulah, Boni menilai, JK bukan sosok yang tepat menjadi pendamping Jokowi. Selain faktor di atas, juga karena kuatnya konflik kepentingan politikus-pengusaha asal Makassar itu, baik bisnisnya sendiri, maupun bisnis keluarganya.

"Antara lain Bosowa Group, Bukaka Group dan Kalla Group. Masih banyak jaringan bisnis lain yang membutuhkan akses dari JK jika naik menjadi Wakil Presiden. Sebut saja, Para Group (Chairul Tanjung) dan Lion Group milik Rusdi Kirana," demikian Boni, yang juga pentolan Pro Jokowi ini. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA