"Namun kami menilai, pilihan untuk memilih JK tidaklah tepat, mengingat kuatnya konflik kepentingan Wapres era SBY itu," jelas pengamat politik Boni Hargens seperti dikutip dari situs pribadinya,
bonihargens.com (Sabtu, 29/3).
Boni tak menampik mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar itu mempunyai kapasitas dan elektabilitas yang bagus. Namun, dia mengingatkan, JK punya kelemahan. Menurutnya, JK banyak terbentur dengan kepentingan bisnis, baik bisnisnya sendiri, maupun bisnis keluarganya.
"Antara lain, Bosowa Group, Bukaka Group dan Kalla Group. Masih banyak jaringan bisnis lain yang membutuhkan akses dari JK jika naik menjadi Wakil Presiden. Sebut saja, Para Group (Chairul Tanjung) dan Lion Group milik Rusdi Kirana," bebernya.
[zul]
BERITA TERKAIT: