Jusuf Kalla tidak sepakat dengan wacana itu karena mengkhawatirkan dampaknya terhadap anak anak sekolah di Jakarta.
Menurut pemilik Sekolah Islam Moderen Athirah yang terbesar di Makassar ini, rata rata rumah tangga di Jakarta, suami-istri adalah pasangan profesional. Kalau mereka masuk pukul 09.00, dia mempertanyakan siapa yang akan mempersiapkan anak-anak sekolah itu sebelum berangkat.
"Bisa amburadul itu rumah tangga orang. Karena ibu-bapaknya sudah berangkat kerja sedangkan anaknya masih tidur karena masuknya jam 9 pagi. Setelah ditinggal pergi kerja oleh orang tuanya, siapa yang mengurus anak anak itu di belakang?"jelas Jusuf Kalla dalam keterangannya (Sabtu, 29/3).
Belum lagi soal efisiensi. Biasanya anak-anak sekolah kalau pagi ikut kendaraan orang tuanya dan mereka ada waktu saling berkomunikasi selama dalam perjalanan.
"Kalau mereka nasuk jam 9, anak-anak dan orang tuanya kehilangan waktu sangat berharganya untuk saling berkomunikasi. Kalau anak anak sekolah masuknya jam 9, pulangnya mau jam berapa, bisa kelaparan semua," kata JK.
Kalau rencana perubahan waktu jam masuk belajar itu karena masalah kemacetan, yang utama harus dilakukan Pemrov DKI Jakarta adalah membenahi sistem transportasi publik, jalan-jalan atau subway ditingkatkan, bus dan kereta digandakan.
"Sedangkan dalam lingkup sekolah, regionalisasi harus diperketat. Sehingga jarak rumah setiap anak dari sekolahnya tidak berjauhan dan mereka pun tidak butuh waktu tempuh yang lama atau menambah kepadatan lalu lintas," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: