Terlebih, jelas Sekjen DPP Barindo Fajar Riza Ul Haq, pendekatan riset yang dilakukan Intrans menarik karena lebih mampu mengelaborasi integritas, kapasitas, dan rekam jejak setiap nama yang muncul, bukan sekedar aspek keterkenalan.
"Sosok Gita semakin bersinar di panggung politik dalam waktu singkat seperti ditunjukkan riset Intrans. Ini memperkuat hasil telesurvei Soegeng Sarjadi Syndicate kemarin, popularitas dan elektabilitas Gita melonjak tajam dalam 2 bulan ini. Saya percaya tren positif ini akan terus menanjak jelang Pilpres," ungkap Fajar (Senin, 17/3).
Akhir tahun lalu, politisi senior Akbar Tandjung menyebut Gita sebagai sosok tokoh muda yang layak dipertimbangkan dalam kancah kepemimpinan nasional.
"Pandangan Akbar tidak berlebihan. Rekam jejak Gita di dunia bisnis maupun di pemerintahan, menunjukkan dirinya punya pengalaman bahkan relevansi yang sangat kuat dengan kebutuhan kepemimpinan Indonesia pasca SBY," pungkas Fajar.
Sebelumnya, Direktur Instrans Andi Saiful Haq mengungkapkan, keikutsertaan Gita Wirjawan dalam proses konvensi telah memberikan pengaruh sangat positif terhadap elektabilitas partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
"Penelitian kualitatif kami mengenai tokoh muda yang paling bersinar di tahun 2014 mendapati nama Gita Wirjawan di tiga besar bersama Jokowi. Dia paling menonjol diantara peserta konvensi, hanya Dino (Patti Djalal) yang juga masuk radar 10 tokoh muda paling bersinar tapi itupun jauh di bawah Gita posisinya," ujar Saiful Haq.
Totalitas Gita untuk memenangkan konvensi calon presiden Partai Demokrat usai mengundurkan diri dari posisi Menteri Perdagangan akhir Januari lalu sudah mulai terlihat hasilnya.
Menurut Saiful Haq, model pendekatan Gita yang modern dalam mendekati calon pemilih jelas secara positif mempengaruhi elektabilitas personal dan Demokrat, paling tidak mampu menahan erosi elektabilitas partai. Sebagai gambarannya, ‎hasil survei SMRC terbaru menunjukkan bahwa Partai Demokrat perlahan masuk jajaran 3 besar dengan perolehan suara 10,4 persen dibawah PDIP (16,4 %) dan Golkar (15 %).
[zul]
BERITA TERKAIT: