Golkar: Usaha Andi Arief Ingin Tunjukkan Partai Tertentu Bukan Terkorup Sia-sia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 11 Maret 2014, 16:00 WIB
Golkar: Usaha Andi Arief Ingin Tunjukkan Partai Tertentu Bukan Terkorup Sia-sia
tantowi yahya
rmol news logo Staf Khusus Presiden Bidang Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief merilis daftar partai yang kadernya paling banyak tersangkut korupsi. Hasilnya, Golkar berada di urutan pertama dengan 40 kader yang melakukan tindak pidana korupsi.

Partai Golkar santai menanggapi manuver Andi Arief tersebut. Partai berlambang beringin ini mencium, dengan rilis itu Andi Arief ingin menunjukkan ke publik bahwa partai tertentu sebenarnya bukan yang paling korup. (Baca:Data dari Andi Arief, Golkar Paling Korup dan PKS di Urutan Buncit)

"Saya melihat pengumuman itu sebagai upaya untuk membanding-bandingkan partai ini masih kalah korupsinya dibanding partai lain. Dan tak lain tak bukan maksudnya untuk menyelematkan partai tertentu. Usaha yang sia-sia," kata jubir DPP Partai Golkar Tantowi Yahya sambil tertawa saat dihubungi Rakyat Merdeka Online (Selasa, 11/3).

"Karena rakyat menilai mau sedikit mau banyak, ya tetap saja melihatnya sebagai korupsi," sambung Tantowi.

Pasalnya, sambung anggota Komisi I DPR ini, korupsi adalah masalah pribadi, tidak ada urusan dengan parpol. "Jadi tidak relevan kalau dibuat peringkat seperti itu. Mau sedikit atau banyak, tetap saja namanya korupsi," demikian Tantowi.

Berdasarkan data yang ditelusuri Andi Arief dari KPK, urutan kedua yang paling banyak kadernya korup adalah PDI Perjuangan, dimana 27 orang. Partai Demokrat menjadi juara tiga, dengan 17 orang.

Andi punya alasan kenapa merilis partai apa yang kadernya paling banyak melakukan tindak pidana korupsi. "Ini harus diketahui rakyat. (Ini) Harus diumumkan agar (rakyat) memahami inilah kondisi sesungguhnya korupsi yang terjadi menghinggapi partai-partai," demikian Andi Arief [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA