"Sebagai wacana demokrasi, baik-baik saja," ungkap Hidayat kepada
Rakyat Merdeka Online kemarin.
Meski begitu, salah satu calon presiden PKS ini mengingatkan, jangan sampai publik hanya dibius lewat perdebatan. Karena pandai berdebat belum tentu paling berkualitas, belum tentu paling teruji komitmennya, dan belum tentu paling teruji kerja kerasnya di lapangan.
"Karena berdebat itu ada ilmunya sendiri. Jadi berdebat itu salah satu tolak ukur saja. Jangan dijadikan, tanpa itu seolah-olah cacat, tidak sah proses pencalonan presiden," tegas mantan Ketua MPR ini. (Baca:
Soal Debat Publik, Hidayat Tegaskan Tiga Capres PKS Bukan Satrio Piningit)
Tapi apakah Anda siap berdebat dengan capres dari partai lain?
"Siap. Sangat siap. Itu hal yang biasa kami lakukan. Kami orang kampus, kami aktivis. Kita sudah lama di DPR. Berdebat itu makanan kita sehari-hari," tegasnya.
Pada acara Konvensi Demokrat Minggu lalu, SBY meminta supaya peserta konvensi tidak hanya jago kandang, dan akan "diadu" dengan capres dari partai lain. Hal ini antara lain agar kualitas para peserta konvensi makin terlihat oleh umum. "Setelah ini selesai, saya mau adakan pertemuan kecil dengan ke-11 peserta untuk membicarakan rencana debat dengan capres dari partai lain," ujar SBY.
Karena itu, siang nanti akan digelar debat antara peserta Konvensi Capres Demokrat dengan Konvensi Capres Rakyat di kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.
[zul]
BERITA TERKAIT: