Hotland Sitorus menegaskan hal tersebut menanggapi pernyataan dua komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah dan Hadar Nafis Gumay terkait temuan FAIT.
Temuan FAIT tentang kisruh DPT Pemilu 2014 yang masih memuat pemilih tanpa nomor induk kependudukan (NIK), nama orang yang sudah meninggal dunia, nama pemilih ganda dan pemilih dengan nama-nama aneh.
Bahkan diduga, kisruh DPT Pemilu 2014 merupakan bagian dari skenario kecurangan pemilu. Alasannya, penyusunan DPT sudah melalui 6 (enam) tahapan, namun DPT belum beres, bahkan masih memuat pemilih siluman berkisar antara 15 hingga 25 juta pemilih.
Menanggapi temuan FAIT itu, Ferry Kurnia menegaskan, lebih baik tim FAIT datang ke KPU untuk membantu kami. Itu sebagai bentuk partisipasi masyarakat. Senada dengan Ferry Kurnia, Hadar Gumay juga mengatakan, siapa saja yang memiliki temuan kisruh DPT agar datang untuk membantu KPU memperbaikinya.
Melanjutkan keterangannya, Hotland Sitorus, berasumsi lain, sebab KPU pasti mempunyai tim IT yang hebat. KPU juga pasti memiliki perangkat IT baik serta pendanaan yang lebih dari cukup. Jadi tidak mungkin para Komisioner KPU tidak kalau DPT belum beres," tegasnya.
Sementara itu, Sekjen FAIT, Janner Simarmata menjelaskan FAIT sudah lama dan berulangkali memberikan informasi kisruh DPT Pemilu kepada KPU melalui media. FAIT sudah lama menyuarakan kisruh DPT Pemilu. Hanya saja KPU tidak mau mendengar dan seakan-akan mengulur-ulur waktu.
"Kami tidak pernah terdengar tanggapan KPU terhadap kritikan yang kami sampaikan. Namun demikian, FAIT memahami media adalah salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada KPU. Jadi, KPU tidak boleh berkelit," pungkas Janner Simarmata.
[zul]
BERITA TERKAIT: