"Laporan kekayaan terakhir kita sebesar Rp 4,5 triliun. Itu laporan selama dua tahun terakhir ini," ujar John dalam jumpa pers di kantornya di Jalan Teluk Betung, Jakarta Pusat, Jumat (21/2).
Karena itu, PT JM memenuhi persyaratan untuk melanjutkan pembangunan proyek senilai 1,5 miliar dollar Amerika ini. John yang mengklaim mampu memenuhi persyaratan yang diminta oleh Pemprov DKI Jakarta ini meminta agar isu perusahaannya tidak memiliki finansial segera dihapus.
"Dari 15 butir kewajiban tersebut ada syarat nomor 5 yang mengatakan kita harus melaporkan keuangan finansial kita. Kita sudah serahkan dokumennya," jelasnya.
Dengan adanya 'lampu hijau' dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dinilai John, sudah cukup untuk melanjutkan proyek ini. Dari 15 butir perjanjian kerja sama (PKS) yang diajukan Pemprov DKI, John jelaskan PT JM telah lengkapi secara keseluruhan dan bahkan telah diserahkan pada 15 Agustus 2013 lalu.
Sebagai balasannya, Pemprov DKI telah memutuskan PT JM telah memenuhi syarat membangun monorel. Surat keputusan tersebut dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta per tanggal 9 November 2013 lalu. "Dari pengkajian tersebut Bappenas sudah beri lampu hijau bahwa PT JM layak secara finansial," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menuding PT JM mengalami kesulitan finansial. Pasalnya, dari hasil penyelidikannya, PT JM gagal mendapat pinjaman dari bank-bank di luar negeri.
Sikap diam PT JM sejak groundbreaking 16 Oktober 2013 lalu juga dipertanyakan Basuki. Karena permasalahan utang 90 tiang pancang milik Adhi Karya Tbk belum dibayarkan oleh PT JM. Padahal PT JM klaim memiliki dana simpanan finansial Rp 4,5 triliun.
[zul]
BERITA TERKAIT: