Anggap Kelud Belum Membahayakan, Warga Ngotot Tolak Dievakuasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 15 Februari 2014, 21:53 WIB
Anggap Kelud Belum Membahayakan, Warga Ngotot Tolak Dievakuasi
rmol news logo Sebagian warga Dusun Ngramban Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur menolak dievakuasi meski bencana erupsi Gunung Kelud di depan mata, yang kapan saja bisa merenggut nyawa.

Mereka memilih bertahan rumah karena takut harta bendanya hilang dicuri. Selain itu, mereka juga tidak mau meninggalkan ternaknya.

"Siapa yang mau ngasih makan sapinya Mas,’’ kata Suwaji salah satu warga Dusun Ngramban yang tidak mau dievakuasi seperti JPNN Group, Sabtu (15/2).

Musadi, warga lainnya justru dengan enteng menyebut, abu vulkanik ini hanya membuat beberapa atap rumahnya rusak. Namun, tidak sampai membahayakan keselamatan jiwanya. "Kami masih melihat kondisi gunung Kelud belum terlalu membahayakan. Makanya kami memilih tinggal. Lagian peliharaan sapi saya lumayan banyak," akunya sambil tertawa.

Meski untuk keluarga lainnya, dia mengaku sudah mengungsikan terlebih dahulu. "Kalau nanti meletus lagi, saya dan anak saya akan mengungsi pakai motor," katanya.

Praktis, berbagai rayuan diberikan, namun mereka ngotot tinggal. Meski petugas sudah meyakinkan jika harta benda mereka aman. Petugas, akan selalu patroli dan menjaga kawasan tersebut.

Di lain tempat, di Dusun Klangon Desa Pandansari, warga baru mau mengungsi setelah petugas berulang kali melakukan pendekatan. Meski sebagian warga lainnya menolak untuk diungsikan.

Padahal kondisi di dusun ini sudah lumpuh total. Tebal debu vulkanik di jalan saja sekitar setengah meter. Kondisi sebagian rumah warga, atapnya ada yang ambruk sampai bolong. "Lima warga yang tidak bisa jalan (lumpuh), terpaksa kami gendong. Sisanya memilih menetap karena harta bendanya," jelas Solihin petugas dari TNI yang membopong seorang kakek yang lumpuh itu.

Saimin (74) warga Dusun Klangon Desa Pandansari mengungkapkan, dampak meletusnya gunung Kelud paling parah memang tahun ini. Sebelumnya tiga kali meletus tidak separah saat ini.

"Warga sini sudah terbiasa dengan abu vulkanik akibat letusan gunung Kelud. Sekarang paling parah. Makanya kami memilih mengungsi sementara waktu," ungkapnya sembari dinaikkan ke truk evakuasi. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA