"Ini adalah elektabilitas terendah sejak PD didirikan. Ini juga menjadi kegagalan SBY sebagai Ketua Umum," ujar Jurubicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Ma'mun Murod Al Barbasy (Selasa, 4/2).
Dengan elektabilitas hanya 4,7 persen, menurut Murod, SBY bisa disebut sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang paling gagal bila dibandingkan dengan pendahulunya. Pada masa Prof. Subur Budhisantoso jadi Ketum, misalnya, suara Demokrat masih di atas 7 persen.
"Ketika Hadi Utomo jadi Ketum suara PD lebih dari 20 persen. Ketika Anas masih menjabat Ketum, suara PD di kisaran 11-12 persen, kecuali survei SMRC di mana suara PD hanya 8,3 persen," katanya membandingkan.
Sementara sekarang, suara Demokrat hanya pada 4,7 persen. Meski begitu, menurut mantan Sekretaris Bidang Agama DPP Partai Demokrat ini, yang juga harus bertanggung jawab atas menurunnya elektabilitas tersebut adalah orang-orang yang mengusulkan agar SBY menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Yaitu, Anas dan Pasek.
"Dua orang ini termasuk yang harus bertanggung jawab, meski SBY tetap sebagai pihak yang paling bertanggungjawab. Sebagai bentuk tanggung jawab, rasanya KLB harus segera dilaksanakan dan SBY harus bersedia mundur sebagai Ketua Umum di forum tersebut," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: