Kehilangan atas sosok ulama kharismatik tersebut tidak hanya dirasakan oleh warga nahdliyyin. Bangsa Indonesia secara keseluruhan juga merasakan hal yang sama atas wafatnya Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu di kediamannya di kompleks pesantren Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah.
Hal ini juga lah yang dirasakan Ketua Umum DPP Barisan Indonesia (Barindo) Gita Wirjawan saat mendengar kabar duka tersebut Tanah Air.
"Saya sangat berduka. Beliau adalah salah satu ulama besar yang sangat saya kagumi. Banyak pikiran-pikiran almarhum yang membantu pemecahan masalah-masalah sosial. Kiprah keulamaan Kiai Sahal sangat otentik dan orientasi pemikirannya sangat inklusif. Ini sangat relevan dengan tujuan demokrasi kita, tidak boleh ada yang tertinggal," ungkap Gita yang sedang menghadiri pertemuan World Economic Forum, selaku Menteri Perdagangan, di Davos, Swiss.
Dalam pandangannya, kepeloporan Kiai Sahal dalam bidang sosial-keagamaan merupakan kontribusi besarnya dalam mengurai problematika masyarakat Muslim kontemporer.
"Warisan pemikiran-pemikiran almarhum sangat mencerahkan dan juga menyejukkan. Kita butuh puluhan, ratusan bahkan ribuan ulama penerus yang mengikuti jejaknya," tutur peserta konvensi calon presiden ini.
Sementara itu, Sekjen DPP Barindo Fajar Riza Ul Haq juga menyatakan hal senada.
"Atas nama keluarga besar Barindo, kami ucapkan bela sungkawa atas kepergian Kiai Sahal. Salah satu sumbangan terbesarnya adalah kepeloporan dalam bidang Fikih Sosial yang dijiwai prinsip-prinsip kemaslahatan dan inklusivitas. Almarhum berhasil mewakili ekspresi keislaman yang sejuk dan solutif," demikian Fajar.
[zul]
BERITA TERKAIT: