Pasalnya, selain menghormati pluralisme, Gus Dur telah banyak memberikan tauladan dan pelajaran tentang toleransi.
"Perayaan Imlek, Konghucu, dan Barongsai pun atas perjuangan Gus Dur. Kami merasa kehilangan," kata
pimpinan delegasi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) David saat bertemu dengan Ketua MPR RI, Sidarto Danusubroto, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (6/1).
Menurut David, Gus Dur secara faktual berani turun ke bawah untuk membela kelompok minoritas di Indoensia yang dizalimi. Bahkan budaya masyarakat Tionghoa yang selama Orde Baru berkuasa dilarang, oleh Gus Dur dibuka seluas-luasnya.
Pasca wafatnya Gus Dur pada 30 Desember 2009 silam itu, warga Tionghoa merasa bingung, karena belum ada tokoh yang sehebat Gus Dur.
Untuk itu, PSMTI berharap MPR RI dengan sosialisasi 4 pilar bangsanya bisa mewujudkan dalam berbangsa dan bernegara ke depan. MTI mengakui saat ini masih ada diskriminasi kepada etnis Tionghoa yang terdiri dari 135 marga di Indonesia.
[rus]
BERITA TERKAIT: