Nelson Mandela Negarawan Jujur Tanpa Cela

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Sabtu, 07 Desember 2013, 19:12 WIB
Nelson Mandela Negarawan Jujur Tanpa Cela
nelson mandela/net
rmol news logo Wafatnya Nelson Mandela menjadi duka dunia. Mengenang sosok Presiden Afrika Selatan periode 1994-1999 itu adalah perwujudan kesederhanaan, disiplin, keberanian dan kasih sayang.

"Mandela bukan hanya pejuang anti apartheid, politik pemisahan ras kulit putih dan kulit hitam di Afsel, tetapi dia juga seorang pemimpin negarawan yang jujur tanpa cela KKN sampai akhir hidupnya," ujar calon anggota legislatif asal Partai Amanat Nasional, Noviantika Nasution, dalam keterangan persnya (Sabtu, 7/12).

Sebelum menjabat presiden, Mandela yang kelahiran 18 Juli 1918 sempat mendekam di penjara selama 27 tahun lantaran perjuangannya membela hak ras kulit hitam. Meski dikenal sebagai tokoh politik, Mandela juga memiliki kecintaan terhadap olahraga, khususnya sepakbola dan tinju. Tak heran jika dia mendapat kehormatan berpidato di acara perdana penghargaan olahraga Laureus Lifetime Achievement di Monaco pada 2000.

Menurut mantan Ketua Umum Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) ini pun menyampaikan rasa bela sungkawa atas meninggalnya Mandela.

"Kita semua merasakan duka yang sangat mendalam atas wafatnya seorang tokoh dan pejuang yang secara teguh memegang prinsip menentang kebijakan apartheid yang keji," ujarnya.

Novi yang kini menjabat sebagai Women Rep. Fiba Asia menambahkan, kepemimpinan Mandela telah menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, dan seharusnya juga di Indonesia. Tidak hanya inspirasi menentang rasisme, kolonialisme dan berbagai bentuk ketidak adilan, tapu yang terpenting adalah kejujuran, kesederhanaan dan keinginan Mandela menjadi bapak bagi bangsanya, dan tidak mabuk kekuasaan ketika menjadi Presiden.

"Saya yakin, Mandela bisa saja menjadi Presiden kembali pada saat itu, tapi dia memilih berhenti ketika namanya begitu bersih. Pasti itu karena keinginannya untuk meregenerasikan kepemimpinan di negaranya. Beda sekali dengan pemimpin-pemimpin di negara kita, " tutur Novi.

Nelson Mandela, kata Novi, adalah tokoh yang mengawal bangsa Afrika Selatan menjadi bangsa yang besar. Mandela sama sekali tidak punya rasa dendam kepada mereka-mereka yang memenjarakannya.

"Keinginan beliau adalah menyatukan kelompok-kelompok yang berbeda, dan beliau berhasil," jelas caleg PAN Dapil III Jawa Barat, meliputi Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur ini. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA