Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Puisi "Mohon Maaf Pak Presiden"

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/linda-djalil-5'>LINDA DJALIL</a>
OLEH: LINDA DJALIL
  • Sabtu, 16 November 2013, 10:43 WIB
Puisi "Mohon Maaf Pak Presiden"
Saya tidak punya selera lagi melihat TV bila Anda tampil,
apalagi sembari berbicara ini-itu,
yang menurut saya sungguh tidak bermutu.

Saya tidak sabar menunggu
Anda selesai menduduki jabatan itu
dan saya mendambakan acara 17-an di Istana
dipenuhi lagu-lagu perjuangan karya Ismail Marzuki dll
yang layak dan sejak dulu biasa dinyanyikan dari belasan
puluhan tahun lalu oleh aubade anak-anak.

Bukan lagu karanganmu.

Saya juga ingin melihat seorang Ibu negara
atau siapapun yang anteng-anteng
mengikuti upacara 17 Agustus di tangga Istana
dengan khidmad,
sesuai dengan aturan protokoler yang bermartabat.

Bukan pecicilan foto sana-sini bagai seorang fotografer
kawakan yang mendapat tempat istimewa pada acara
istimewa.

Saya juga ingin sekali merasakan kerukunan beragama di negeri ini
serta ketegasan pemimpin negara
yang menegur keras para oknum yang berkelahi
akibat penghinaan kepercayaan sana-sini.

Saya mendambakan seorang presiden yang berwibawa
dan mampu mengkoordinir para pembantunya
menangani urusan ekonomi negeri
sehingga harga beras tidak makin melangit,
daging sapi menyusup sampai setinggi pohon kelapa karena
korupsian yang tak terdeteksi sebelumnya,
urusan minyak bumi negeri ini yang tidak dicatut para
makhluk yang berhati jelaga dan mata duitan,
kemiskinan yang makin melebar dan merata tak ada lagi,
urusan kejahatan narkoba yang tak ada ampun
dan bukan malah dibela.

Saya betul-betul bermimpi
punya seorang presiden yang bijak, matang,
tidak hobi curhat
dan sangat paham mana skala prioritas
yang harus dijalankannya.
dan sebagainya dan sebagainya dan sebagainya
yang serba baik bagi negeri ini… [***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA