Untuk kesekian kalinya aku tengadah mengagumimu
Dan tunduk mengenang kepatriotanmu
Putra putra bambu runcing
Dua puluh delapan tahun yg silam
Dentuman meriam menggetarkan semangatmu
Ibu Pertiwi merintih memohon pengorbananmu
Kau tiada mengeluh kau runcingkan bambu
Kau berangkat ketengah medan perjuangan
Kau tinggalkan anak isteri
Untuk Ibu Pertiwi
Semuanya dengan keihlasan
Darah darah yg menetes ditengah lembah
Mengalir ke lautan
Menggugah semangat setiap putra putra revolusi
Semboyan yang dengungkan
Dalam syair nyanyian revolusi: Merdeka atau Mati
Kau buktikan dengan ksatria
Mayat mayatmu terkapar
Mencium persada
Oleh peluru kezaliman
Adalah rabuk kejayaan bangsa
Putra putra bambu runcing
Kau telah menyelamatkan Tanah Airmu
Dari gerogotan kaum kaum rakus
Kau persembahkan pada pangkuan Ibu Pertiwi: Kemenangan, Kemerdekaan!
Jiwamu adalah magma revolusi
Yang meletuskan lahar lahar kepahlawanan
Keringat yg kau cucurkan tiada mengharap balasan
Betapa tulus hatimu Pahlawan
Pahlawan
hari ini kuratapi nisanmu
Kutangisi tulang tulang berserakan
Kutaburkan bunga suci
Hari ini kembali kutatap goresan darah pada tugumu
Aku mengagumi keberanianmu
Kepahlawananmu yg telah mengharumkan nama bangsa
Mataram 15 Oktober 1973
BERITA TERKAIT: