Jurubicara Jubir PPI Ma'mun Murod Al-Barbasy menegaskan, tidak ada PPI menyerang Partai Demokrat. Justru beberapa oknum elit partai penguasa itu yang terang-terangan menyerang PPI, seperti Ketua Harian Demokrat Syarif Hasan dan juga Nurhayati sendiri.
"Jangan dibolak-balik dong. Bahkan mereka menyerang PPI begitu keras, kejam, dan katrok. Apa ada serangan yang lebih keras, tajam dan kejam dari permintaan agar PPI dibubarkan?" ungkap Mamun kepada
Rakyat Merdeka Online (Rabu, 23/10).
Pada Jumat lalu PPI menggelar diskusi Dinasti Politik Vs Meritokrasi. Mamun mengungkapkan, PPI bicara meritokrasi dan mengkritisi politik dinasti jangan diartikan sebagai menyerang Demokrat. Justru kalau bicara meritokrasi, jilatokrasi, politik lalu dianggap menyerang, jangan-jangan praktek politik yang tak sehat itu memang melekat pada Demokrat.
"Kalau PD tidak menerapkan politik dinastik, juga tidak mengembangkan budaya jilatokrasi, mestinya PD tidak perlu merasa kebakaran jenggot. PPI bicara soal meritokrasi, politik dinastik dan jilatokrasi justru menunjukan konsistensi sikap budaya PPI dan ini sekaligus mendukung SBY yang mengecam praktek politik dinasti Gubernur Banten. Kok malah dibilang menyerang," demikian Mamun.
Kemarin, Nurhayati menyayangkan sikap PPI yang kerap menyindir Presiden SBY. "Kan didirikan katanya untuk sosial budaya, kalau tujuannya untuk menghantam Partai Demokrat terus, hantam Pak SBY terus, kenapa tak hantam Nazaruddin," ujar Nurhayati.
[zul]
BERITA TERKAIT: