PMID Perbesar Investasi, Indonesia Harus Berbenah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 11 Oktober 2013, 13:21 WIB
PMID Perbesar Investasi, Indonesia Harus Berbenah
Philip Morris/net
rmol news logo . PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan afiliasinya PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) meningkatkan kapasitas produksi untuk ekspor dan pasar domestik. Itu dilakukan melalui investasi di dua pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, dengan nilai sekitar 174 juta dolar AS (sekitar Rp 2 triliun) ditujukan untuk produksi rokok kretek dan rokok putih.

Direktur Sampoerna, Paul Janelle, melalui keterangan persnya, Jumat (11/10) mengatakan, peningkatan investasi merupakan bentuk dukungan terhadap tujuan pemerintah Indonesia dalam menambah lapangan kerja dan meningkatkan kinerja ekspor. PMID dan Sampoerna berkomitmen untuk investasi jangka panjang di Indonesia. Fasilitas produksi rokok putih PMID di Karawang akan mempekerjakan sekitar 600 karyawan pada saat beroperasi secara penuh di tahun 2014.

"Kami telah berinvestasi lebih dari 390 dolar AS juta di Karawang sejak tahun 2006," terangnya.

Dipaparkan Paul, pada tahun 2012, nilai ekspor produk tembakau dari PMID dan Sampoerna mencapai angka 24 juta dolar AS dan diharapkan akan meningkat sedikitnya dua kali lipat di tahun 2013 menyusul adanya penambahan kapasitas produksi.

"Kami yakin ada potensi besar untuk ekspor kretek. Untuk Marlboro, Indonesia akan menjadi pusat produksi dalam memenuhi kebutuhan ekspor untuk wilayah Asia Pasifik dalam beberapa tahun yang akan datang," tambah Paul Janelle.

Dalam rilis yang sama, Sekretaris Dewan Ekonomi Nasional, Aviliani, mengapresiasi investor yang melihat Indonesia berpeluang bagus untuk berusaha.

"Pasti Indonesia adalah peluang bagus buat mereka. Karena mereka tidak ada alternatif. Market Indonesia luar biasa," kata Aviliani.

Kendati demikian, Aviliani mengingatkan, bila Indonesia tidak siap akhirnya dana yang ditanamkan hanya untuk jangka pendek. Menurutnya, investasi yang diharapkan sebenarnya adalah untuk jangka menengah atau jangka panjang.

"Kalau kita mengundang orang, kita harus menyiapkan segala sesuatunya," kata Aviliani. 

Misalnya, ia mengatakan, soal perizinan, tenaga kerja dan lahan sudah harus siap ketika investor masuk untuk menanamkan modal. Sayangnya, kadang pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak sesuai. Padahal, seharusnya mereka bersatu. 

Lebih jauh Aviliani mengatakan, Indonesia yang menarik dan berpotensi besar bagi investor harus terus melakukan pembenahan.

Philip Morris International Inc.(PMI) adalah perusahaan tembakau internasional yang memproduksi tujuh dari lima belas merek unggulan di dunia, termasuk diantaranya Marlboro. Pada tahun 2012, PMID mulai mengekspor Marlboro dan merek rokok putih lainnya dan dalam pendistribusiannya di Indonesia, Marlboro didistribusikan oleh PT HM Sampoerna Tbk. Sebagai salah satu afiliasi Philip Morris International Inc., PMID adalah pemegang saham mayoritas di Sampoerna. Akuisisi terhadap Sampoerna sebesar 5,2 miliar dolar AS pada tahun 2005 merupakan salah satu transaksi akuisisi terbesar dalam sejarah Indonesia.
 
Sedangkan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) berdiri pada tahun 1913 dengan kegiatan utama memproduksi dan menjual rokok kretek. Sampoerna mengoperasikan sembilan pabrik rokok di Jawa Timur (tiga pabrik Surabaya, dan satu pabrik di Pandaan, Malang, Lumajang, Probolinggo, Jember) dan di Jawa Barat (Karawang). [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA