DBD Kian Mengancam, Cegah Lewat Konsep 3 M

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 15 September 2013, 10:26 WIB
DBD Kian Mengancam, Cegah Lewat Konsep 3 M
FOTO:NET
rmol news logo Angka penderita Demam Berdarah Ddengue (DBD) di Jakarta Selatan, terus meningkat dalam tiga bulan terakhir. Bahkan, kenaikannya terjadi setiap bulan.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jaksel, Kurnianto Amin menyebutkan, dari data yang ada, jumlah penderita DBD pada Juni sebanyak 218 kasus, Juli 307 kasus dan Agustus 353 penderita. Sementara hingga pertengahan bulan September ini sudah ada 42 orang.

Menurut dia, dari 10 kecamatan di Jaksel, Kecamatan Jagakarsa menjadi daerah yang paling banyak terdapat kasus DBD, yakni 278 kasus. Disusul, Kecamatan Tebet dan Pasar Minggu dengan 237 kasus, Kebayoran Lama 203 kasus, Pesanggrahan 187 kasus, Pancoran 182 kasus, Cilandak 158 kasus, Kebayoran Baru 145 kasus, Setiabudi 109 kasus, dan Mampang Prapatan 108 kasus.

Ketimbang melakukan pengasapan (fogging), pihaknya meminta peran kader Pjuru pemantau jentik (jumantik) ditingkatkan untuk menekan angka penderita DBD. Upaya ini dirasanya lebih ampuh.

"Sebenarnya kami tidak menyarankan fogging. Soalnya, itu hanya bersifat sementara, bahkan bila terlalu sering membahayakan kesehatan," ujarnya.

Selain itu, perlu juga dilakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seminggu sekali. Di antaranya dengan melakujan 3 M yakni menguras bak mandi, menutup tempat penyimpanan air dan mengubur barang bekas. Sebab jika dilihat dari siklus nyamuk aedes aegypti adalah 10 hari, mulai dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa.

"Jadi, bila PSN dilakukan seminggu sekali sudah pasti bisa memutus siklus hidup nyamuk itu," katanya lagi.

Intinya, semua yang berpotensi bisa dijadikan sarang nyamuk harus dibersihkan, imbuh Kurnianto.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA