Pemboman yang terjadi kemarin (Jumat, 23/8) di Masjid As-Salam di Tripoli, merupakan pemboman paling mematikan di negara itu sejak perang saudara 1975-1990.
Diperkirakan korban tewas akan bertambah mengingat Palang Merah Lebanon, seperti dikutip
AFP (Sabtu, 24/8), menyebutkan sedikitnya 500 orang juga terluka dalam peristiwa tersebut. Banyak diantaranya mengalami luka bakar yang cukup serius dan cedera kepala.
Peristiwa ini terjadi seminggu setelah pemboman di markas Hizbullah di Beirut, yang memicu ketegangan antara pendukung dan penentang Presiden.
Insiden ini juga mendapat kecaman keras dari masyarakat internasional.
"Mereka yang bertanggung jawab atas tindakan pengecut seperti ini akan dibawa ke pengadilan secepat mungkin," Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan kepada Lebanon. Namun, ia menyerukan agar Lebanon tetap menahan diri dan tetap bersatu.
[ysa]