"Nah, pada point Rano ingin mundur karena alasan tersebut, disitu lah etika Rano yang harus kita apresiasi. Dia tidak ingin berhenti sekadar 'dipajang' oleh Atut tetapi ingin peran lebih banyak," ujar ekonom dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Dahnil Anzar kepada
Rakyat Merdeka Online (Selasa, 23/7).
Tak hanya dibatasi, menurut Dahnil, Rano Karno mungkin mulai muak dengan praktek kepemimpinan Gubernur. Hal ini juga sebenarnya dirasakan dan dialami Wakil Gubernur Banten sebelumnya, M. Masduki. Tapi Masduki hanya diam saja.
"Tapi saya tidak menyarankan Rano mundur. Kalau mundur, justru banyak yang bersorak gembira. Artinya jangan Rano kalah mendorong perubahan yang lebih baik di Banten," ungkapnya.
Karena itu, Dahnil menyarankan Rano Karno harus berani menjadi peniup peluit atau
whistle blower mengungkapkan praktek-praktek yang menurut dia tidak sesuai. "Saya yakin publik Banten mendukung penuh apabila dia punya semangat seperti itu," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: