Saat ini pemerintah telah menyiapkan beberapa bentuk kompensasi akibat kenaikan BBM tersebut, seperti Bantuan Langsung Sementera Masyarakat (BLSM), Beras untuk Masyakarat Miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH) dan beasiswa untuk murid miskin.
"Kami semua mencintai rakyat dan menyayangi rakyat. Kami mencari solusi, mencari kebijakan, semuanya adalah untuk rakyat," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di ruang kerjanya, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin (Rabu, 12/6).
Jelas Kepala Negara itu, jika hanya memikirkan kepentingan politik sendiri, Presiden tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). SBY pun siap menanggung risiko dan tanggung jawab atas kebijakan yang ia nilai tidak populis itu daripada menyerahkan beban ke pemerintahan berikutnya.
Sebelumnya, SBY sudah menjelaskan bahwa tekanan dan dorongan untuk menaikkan harga BBM ini sudah sejak 2011, seiring naiknya harga minyak mentah dunia. Tapi pemerintah memilih cara lain. Namun perkembangan perekonomian global saat ini yang berdampak kepada Indonesia, sangat mempengaruhi perekonomian.
Tambah Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu, keputusan menaikkan harga BBM telah dipertimbangkan secara matang dan dihitung secara seksama. Kebijakan pengurangan subsidi BBM ini sepenuhnya kewenangan pemerintah dan DPR sudah mengetahuinya.
"Saya tidak ingin membebani presiden yang akan datang karena harus menaikkan harga BBM padahal baru mengawali masa bakti dan tugasnya," ujar SBY seperti dikutip dari
presidenri.go.id.
[rsn]
BERITA TERKAIT: