Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia Rico Marbun kepada
Rakyat Merdeka Online (Kamis, 9/5).
"Apakah Nazaruddin juga dijerat dengan perlakuan yang sama? Ingat dia adalah bendahara partai (Demokrat) dan sudah berkali-kali menyatakan adanya dana yang mengalir pada acara partai. Tapi kok herannnya sekarang semua adem ayem," ungkapnya.
"Bagaimana juga dengan kasus suap yang melibatkan banyak perantara lainnya? Saya yakin banyak cerita menarik lainnya. Tapi kok seperti hilang," sambung Rico.
Menurutnya, KPK harus menjawab keraguan dan pertanyaan-pertanyaan kenapa penanganan kasus-kasus besar lainnya seperti mandek.
"Kalau tidak, orang akan menilai KPK seperti dengan sengaja menjadikan PKS sebagai target balas dendam. Apalagi bukan rahasia kalau PKS adalah partai yang getol mengkritisi kerja KPK," demikian Rico Marbun.
Beberapa kesempatan sebelumnya, Jurubicara KPK Johan Budi sudah menegaskan, bahwa pengusutan kasus Luthfi Hasan Ishaaq tak ada kaitan dengan partai. Pengusutan ini murni penegakan hukum.
[zul]
BERITA TERKAIT: