"(SBY) juga menggunakan fasilitas negara, 'Istana' untuk berkomentar masalah partainya," ujar pengamat politik Martimus Amin (Sabtu, 20/4).
Tak hanya itu, seluruh menteri Demokrat seenaknya dicalonkan sebagai Caleg DPR RI. Sementara menteri dari PPP yang pernah disentilnya, tidak ada satupun mencalonkan diri sebagai Caleg.
"Konyolnya lagi, kendati sudah tidak menjabat sebagai Bendum PD dan kini mendekam di LP Cipinang dalam kasus korupsi, M Nazaruddin tetap punya pengaruh di mata SBY," jelasnya.
Karena berdasarkan pemberitaan media, Caleg sementara yang tengah digodok Majelis Tinggi Demokrat adalah kakak kandung Nazaruddin yakni M. Nasir yang mendapat nomor urut 1 DPR RI Dapil Riau. Padahal M. Nasir banyak memiliki masalah hukum kasus-kasus korupsi, seperti pernah ramai diberitakan.
"Apakah lolosnya Caleg asal Keluarga eks bendum PD ini, sekaligus jawaban menguak misteri hukum atas prahara Partai Demokrat yang terjadi selama ini," ungkapnya.
"Bargaining atas nyanyiannya bagian operasi pelengseran dan penetapan Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Serta membisunya ia (Nazaruddin) seribu bahasa dalam mengungkap penerimaan dana haram oleh Ibas dan Ani Yudhoyono," tandas peneliti senior di Indonesian Reform Institute ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: