"Presiden SBY telah menyampaikan pernyataannya dengan jelas demi diluruskannya beberapa hal. Penegasan Presiden SBY terkait dengan anggapan sebagian kalangan yang menegaskan kesan telah terjadinya pengingkaran kepada sebuah janji yang sebenarnya tidak pernah ada," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa kepada
Rakyat Merdeka Online (Kamis, 18/4).
Dalam penjelasannya tadi malam, SBY mengakui pernah bertemu dengan Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Yenny Wahid. Pertemuan itu membicarakan berbagai hal, seperti masalah pluralisme, pengalamannya ketika bersama almarhum Abrurrahman Wahid alias Gus Dur, hingga masalah politik saat ini dan masa depan.
Karena itu, SBY membantah adanya tawaran darinya agar Yenny menjadi wakil ketua umum DPP Partai Demokrat. Yenny juga, kata SBY, tidak pernah meminta jabatan kepadanya.
Daniel menjelaskan, SBY perlu mengirim pesan yang jelas kepada publik untuk menegaskan sikap hormat SBY pada niat baik Yenny untuk memajukan Indonesia atas dasar ikatan idealisme yang mengikat persahabatan di antara kedua belah pihak.
"Ini sama sekali bukan soal partai atau politik. Sebagai pernyataan, apa yang disampaikan Presiden SBY merupakan pernyataan diri yang sangat personal tentang bagaimana integritas di antara ucapan dan tindakan memperoleh pembelaan sewajarnya," sambung Daniel.
Presiden SBY juga, kata Daniel menambahkan, menaruh harapan yang sangat besar Yenny Wahid terus dapat berkiprah dalam perjuangan politiknya dan mengilhami pemimpin muda di negeri ini, termasuk kalangan perempuan pada umumnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: