"Dan karena itu, saya berharap semangat itu tetap dipertahankan sepeninggal Mahfud. Memang tidak mudah di tengah dinamika pembangunan berkelanjutan dan arus perubahan yang begitu cepat," kata anggota Komisi III dari Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo, kepada
Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Selasa, 2/4)
Menurut Bambang, pemerintah dan DPR sudah pasti akan menggagas amandemen UU dan merancang UU baru agar bangsa dan negara segera bisa beradaptasi dengan dinamika pembangunan terkini dan arus perubahan. Dalam situasi yang demikian, efektivitas peran MK menjadi sangat penting dan strategis, sebagai jaminan bahwa kepentingan negara dan rakyat tetap terlindungi.
"Saya juga berharap MK lebih kritis dan berani pro aktif dalam menyikapi beberapa UU yang dinilai tidak berkeadilan karena merugikan rakyat dan negara. Para hakim MK tentu sering juga mendengar tentang UU yang dirancang berdasarkan pesanan, baik pesanan dari kekuatan modal di dalam negeri maupun dari luar negeri," tegas Bambang.
Misalnya, Bambang memberi contoh, ada UU yang memberi kuasa kepada penyedia jasa untuk setiap dua tahun boleh menaikkan tarif. Atau, ada UU maupun peraturan pemerintah serta peraturan menteri yang memberi peluang bagi birokrasi membentuk kartel-kartel dalam pengelolaan kebutuhan pokok rakyat.
"Menyikapi hal-hal yang demikian, Saya berharap MK lebih responsif, dalam arti jangan hanya menunggu aksi gugatan publik," tegas Bambang, sambil mengatakan bahwa tantangan terdekat bagi independensi MK adalah suksesi kepemimpinan nasional pada 2014, yang dimulai dengan Pileg dan Pilpres. Bila Pileg dan Pilpres berjalan tidak mulus dan sarat masalah, itulah ujian sesungguhnya bagi MK.
"Seperti apa figur ideal seorang ketua MK, menurut saya, dijadikan saja gaya dan karakter kepemimpinan Mahfud MD sebagai standar," demikian Bambang.
[ysa]
BERITA TERKAIT: