"Saya kira beliau tidak akan menyampaikan ketika tidak merasakan hal seperti itu," ujar anggota Komisi III DPR Sarifudin Sudding kepada
Rakyat Merdeka Online (Jumat, 29/3).
Sudding sendiri banyak mendengar informasi bahwa masih ada pihak-pihak yang belum menerima keberadaan Abaraham Samad sebagai ketua lembaga anti korupsi tersebut. Apalagi, dalam perjalanannya, KPK di bawah kepemimpinan Abraham Samad, berhasil mengungkap kasus-kasus besar.
"Boleh jadi. Karena pada masa Abraham Samad, kasus Century sudah dinaikkan dari lidik ke sidik. Walaupun masih di tahap deputi (Bank Indonesia). Tapi saya kira akan mengarah kepada pihak-pihak yang sudah disebutkan DPR dalam Paripurna," ungkap Sudding.
Tak hanya itu, pada masa kepemimpinan Abraham Samad ini, untuk pertama kali, menteri aktif dijadikan sebagai tersangka. Begitu juga top pimpinan di partai penguasa, ditetapkan sebagai tersangka. Partai lain juga kena, seperi Presiden PKS.
"Banyak pihak tidak merasa nyaman di bawah kepemipinan Abraham Samad. Maka akan mencari-cari (celah) untuk melemahkan dia," jelas Sudding.
"Banyak persoalan yang saat ini sedang ditangani KPK, tapi ada masalah-masalah kecil yang tak terlalu urgen, dikemas untuk menjatuhkan seseorang. Ini patut disesalkan. Masyarakat juga tidak menerima seperti itu," sambung Ketua DPP Partai Hanura ini.
Siapa yang menggoyang Abraham Samad?
"Ada kepentingan dari luar, nyambung dengan kepentingan di dalam. Komite Etik ini juga, kita tidak bisa berharap banyak bisa independen dalam mengusut kasus ini (sprindik)," ungkapnya.
Melihat permasalahan itu, beberapa anggota Komisi III DPR termasuk dirinya sudah mengusulkan ke pimpinan Komisi III untuk mengundang KPK meminta klarifikasi terkait persoalan yang ada di internal lembaga antirasuah itu.
"Tapi saya tidak tahu, kenapa pimpinan Komisi III sampai sekarang belum mau menyikapinya," demikian Sudding.
Rabu kemarin, lewat pesan singkat kepada wartawan, Abraham Samad menuding ada oknum yang mencoba mengkudetanya. "Kebocoran sprindik adalah skenario untuk menjatuhkan dan membungkam saya dari KPK," tegas Samad.
Tapi kemarin (Kamis, 28/3), jurubicara KPK Johan Budi menegaskan upaya kudeta itu tak ada. Dia pun prihatin atas pernyataan Samad tersebut. "Sebagai staf KPK, saya prihatin dengan kondisi seperti ini. Sebagian besar pegawai KPK pasti juga prihatin dengan kondisi ini," kata Johan Budi dalam jumpa pers di kantornya.
[zul]
BERITA TERKAIT: