Simpati pemilih sulit dibangunkan dan dengan demikian angka elektabilitas sulit dipulihkan.
Karena, pertama, Partai Demokrat dinilai publik antidemokrasi. Karena semua posisi ketua di dalam partai dijabat oleh seorang patron yang sama. Sedangkan Partai Komunis Cina saja membagi kekuasaannya pada kader-kader yang berbeda.
Demikian disampaikan Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik pagi ini (Jumat, 29/3).
Kedua, partai dinilai tidak memedulikan etika dan persepsi publik karena etalase politiknya tidak berubah. Yaitu, tetap diisi oleh figur-figur yang dinilai publik tidak baik.
"Entah karena sedang memiliki masalah dengan hukum atau personalitas politiknya yang terlanjur dinilai buruk," jelasnya.
Ketiga, Dempokrat dinilai tidak serius berbenah diri karena "Ketua Harian" dipegang oleh figur yang tidak bisa bekerja penuh waktu. Padahal, di sisi lain, kesibukan Ketua Umum justru adalah alasan bagi dibuatnya posisi baru tersebut.
Keempat, partai disimpulkan oleh publik sebagai tidak lebih sebuah partai yang melayani kepentingan keluarga.
"Menurut saya, Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Bali mungkin tidak bisa ditutup dengan keputusan-keputusan terbaik. Namun, apapun masalahnya, keputusan-keputusan terburuk harus dihindari, dan persis untuk itu, keputusan terbaik SBY bagi Partai Demokrat ditunggu semua orang," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: