Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga provinsi ini Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan hal tersebut menanggapi aksi penyerangan Lapas di Sleman, Sabtu dini hari lalu.
"Mereka yang sedang menempuh pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lebih baik tinggal di rumah warga agar bisa berbaur dan berinteraksi. Hal itu penting untuk mencegah eksklusivitas," katanya.
Menurut dia, jika para pelajar dan mahasiswa yang berasal dari luar DIY tinggal di rumah-rumah warga, itu bisa meminimalkan kerawanan sosial, karena mereka bisa saling memahami dan menerima.
Selain itu, kata dia, jika para pelajar dan mahasiswa tersebut tinggal di rumah-rumah warga, juga bisa belajar di "universitas kehidupan" secara langsung. Mereka akan mendapatkan layanan pendidikan di "universitas kehidupan" secara gratis.
"Jika selama menempuh pendidikan di DIY mereka tinggal di asrama, tentu akan rugi karena tidak bisa belajar di 'universitas kehidupan'. Mereka tidak mendapatkan pelajaran kehidupan bermasyarakat secara langsung yang akan bermanfaat jika mereka kelak terjun ke masyarakat," katanya seperti dilansir Antara.
Ia mengimbau para pelajar dan mahasiswa yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sedang menempuh pendidikan di DIY tidak perlu takut pascapenembakan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II B Cebongan, Sleman.
"Para pelajar dan mahasiswa NTT yang belajar di DIY tidak perlu takut. Para pelajar dan mahasiswa NTT diharapkan sekolah dan kuliah seperti biasa, karena aparat keamanan akan melindungi mereka," katanya.
Menurut dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pimpinan perguruan tinggi negeri maupun swasta, dan kepala sekolah untuk memberikan informasi yang baik dan benar.
"Hal itu sesuai dengan pesan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bahwa perlu dilakukan koordinasi dengan pimpinan perguruan tinggi dan sekolah untuk memberikan penjelasan yang baik dan benar agar para pelajar dan mahasiswa yang berasal dari luar DIY tidak panik dan takut," katanya.
[zul]
BERITA TERKAIT: