Penilaian itu muncul karena bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Urbaningrum di saat elit Demokrat butuh legitimasi untuk menyingkirkan Ketua Umum Partai Demokrat yang sudah menyatakan berhenti itu.
"Bisa dikatakan seperti itu (pimpinan KPK bermain)," ujar pakar hukum pidana Chairul Huda saat berbincang dengan
Rakyat Merdeka Online kemarin.
"Segelintir orang Demokrat membutuhkan alasan untuk bisa menyingkirkan Anas. Dengan (bocornya sprindik Anas) ini kan ketemu (kepentingannya)," sambung dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.
Karena itu menurutnya, pimpinan KPK yang membocorkan sprindik tersebut sudah terkooptasi dengan kepentingan politik. "Itu sangat berbahaya, sangat mengecewakan. Karena KPK jilid III ini lebih buruk dari KPK jilid II," ungkapnya.
Choirul Huda sendiri sedari awal sudah yakin bahwa yang membocorkan sprindik tersebut adalah kalangan internal di pimpinan lembaga anti rasuah tersebut. "Saya sejak awal sudah berpikir, nggak mungkin tukang becak di sebelah rumah saya yang membocorkan," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: