Bila sebelumnya ada yang mempertanyakan kenapa nama Joko Widodo tak masuk, kali ini pengamat politik senior AS Hikam merasa aneh, lembaga survei besutan Denny JA tak memunculkan nama Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (MMD).
"Itu seperti menyebut nama-nama walisongo (wali sembilan) tapi nama Sunan Kalijaga tidak ada. Bisa saja ada nama 'wali' lain yang disebutkan, tetapi sejauh pengetahuan orang Jawa, nama Sunan Kalijaga itu wajib hukumnya dalam jajaran wali yg sembilan tersebut," kata Hikam (Kamis, 21/3).
Soal survei LSI yang tidak menyebut nama MMD juga mirip. Menurutnya, boleh saja lembaga tersebut dengan ilmiah maupun politis, tidak menyebut nama Mahfud MD. Tetapi sama dengan kasus wali sembilan minus Sunan Kalijaga tadi, hasil survei itu juga tidak akan dianggap kredibel oleh publik.
"Jangankan tidak menyebut, wong misalnya masih menyebut MMD tapi posisinya di bawah urutan kelima saja, saya yakin akan banyak yang menyangsikan hasil survei tersebut," ungkap mantan Menristek ini.
"Apalagi kalau di survei tersebut MMD tak ada. Tapi nama-nama yang secara politik tidak 'mbejaji' (tidak punya harga jual) seperti Imin, Surya Paloh, Suryadharma Ali, dan lain-lain malah disebut!
Mbelgedhes-lah," tutupnya.
Sebelumnya, Mahfud MD sendiri mengatakan, mungkin metode survei kali ini berbeda sehingga namanya tidak muncul sebagai capres potensial. â€Saya tidak tahu kenapa nama saya tidak muncul sebagai capres, mungkin metode surveinya berbeda, ha-ha-ha,’’ kata Mahfud MD kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby pada rilis Minggu (17/3) menjelaskan, berdasarkan pengalaman dari pemilu-pemilu sebelumnya, capres yang diusung partai memiliki posisi strategis di partainya. Karena itulah, sejumlah nama yang selama ini masuk dalam bursa capres, seperti Joko Widodo, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla, sengaja tidak dimasukkan dalam survei. Karena mereka tidak punya jabatan strategis di partai.
Hasil survei LSI menunjukkan Megawati berada pada urutan teratas dengan 20,7 persen; Aburizal Bakrie 20,3 persen; dan Prabowo Subianto 19,2 persen. Selanjutnya, Wiranto (8,2 persen), Hatta Rajasa (6,4 persen), Ani Yudhoyono (2,4 persen), Suryadharma Ali (1,9 persen), Anis Matta (1,1 persen), Muhaimin Iskandar (1,6 persen), dan Surya Paloh (2,1 persen).
[zul]
BERITA TERKAIT: