"Tindakan Denny memutus akses Dubes RI untuk Swiss, Djoko Susilo, dalam perburuan aset Century di Swiss bukan hanya konyol, tetapi juga nekad. Selain itu, patut diduga adanya niat untuk menutup-nutupi sesuatu dari proses perburuan aset itu," ujar anggota Timwas Century DPR Bambang Soesatyo dalam pesan singkat yang diterima
Rakyat Merdeka Online kemarin.
Sebab, bisa dipastikan bahwa untuk urusan aset Century, pihak berwenang di Swiss hanya mau berurusan dengan Kedubes RI di negara itu. Status tim pemburu aset dari Jakarta sebagai pendukung langkah kedubes RI. Jadi, Kalau akses Dubes dan staf Kedubes RI diputus dari kasus ini, dengan siapa lagi pihak berwenang Swiss berkomunikasi dan berkoordinasi?
Sementara itu, sambung anggota Komisi III DPR ini pihak berwenang di Swiss tidak akan peduli sedikit pun, kendati Wamenkumham Denny dengan lantang mengklaim dirinya sebagai Ketua Tim Terpadu Perburuan Aset Century.
"Etikanya, kalau Anda ingin berurusan dengan instrumen apa pun di negara lain, Anda harus dinaungi atau keluar dari pintu Kedubes RI. Di negeri yang administrasi dan tata kelolanya sudah tertib, Anda tidak bisa berperilaku mentang-mentang atau aji mumpung," tegas Bamsoet, demikian politisi vokal ini kerap disapa.
Politikus Golkar ini juga mendesak pemerintah, khususnya Kemenkumham, untuk menjelaskan urgensi penggunaan jasa ICAR. Sebab, bukankah pemerintah sudah membentuk Tim Terpadu perburuan aset Century. Apa yang dikerjakan ICAR, dan apa fungsi tim terpadu harus jelas.
"Apalagi, dalam konteks perburuan aset Century di Swiss, Denny Indrayana sudah menjelaskan bahwa persoalannya sudah ditangani pihak berwenang (central authority) kedua negara. Kalau benar yang dikatakan Denny, untuk apa lagi kehadiran pihak ketiga seperti ICAR?" tanya Bamsoet lagi.
[zul]
BERITA TERKAIT: