Revolusi mie instan. Begitu sementara kalangan menilai kehadiran Ibnu Topik sebagai salah satu calon terkuat Ketua Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI) di arena Munas KAHMI di Pakanbaru.
Sejauh ini dari catatan yang ada lima posisi Pimpinan Kolektif Nasional (PKN) yang tersedia diperebutkan 26 tokoh nasional. Dua yang juga diunggulkan adalah Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
“Kehadiran Ibnu Topik sangat fenomenal. Ibnu Topik adalah kader alumni HMI yang tidak diperhitungkan saat pertama kali muncul. Namun saya melihat, munculnya Ibnu Topik secara tiba-tiba membuat orang terperangah. Bahkan ada satu media lokal di Pekanbaru hanya mengutip dua nara sumber dan salah satunya adalah Ibnu Topik," ujar Sekjen Forum Alumni Muda (FAM) HMI Muhammad Balyah dalam keterangan yang diterima redaksi.
Mie instan pun dulu sempat dipandang aneh di awal-awal kemunculannya. Namun sekarang mie instan mendapat tempat yang istimewa di tengah masyarakat, dan bisa menembus segala lapisan.
Masih kata Balyah, ada fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa komposisi penduduk Indonesia berdasarkan survei BPS "dikuasai" pemuda. Oleh karena itu wajar jika ada keterwakilan generasi muda dalam PKN.
Dua hari pertama penyelenggaraan Munas KAHMI Ibnu Topik sudah mengeluarkan pernyataan menyentak. Dia meminta agar tokoh-tokoh senior KAHMI tidak mencalonkan diri lagi. Dia menyebut keinginan berkuasa di KAHMI bagi kalangan senior itu sebagai gerakan kembali ke dapur.
Masih kata Balyah, spakah Ibnu Topik terpilih menjadi salah satu Presidium atau tidak, bukanlah hal yang begitu penting.
"Yang harus dicatat adalah kandidat termuda itu telah membuat sejarah baru di KAHMI.Orang-orang seperti Topik harus diterima dan bukan dijadikan saingan oleh para senior. KAHMI harus bangga dengan ketokohan muda seperti dia,†tegas Balyah. [dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: