"Sudahlah legowo saja, mundur dari Demokrat," kata dia kepada
Rakyat Merdeka Online sesaat tadi, Rabu (3/10).
Hal itu disampaikan Ruhut karena Anas dan Saan disebut-sebut terlibat korupsi proyek PLTS di Kemenakertrans tahun 2008. Dalam proyek senilai Rp 8,9 miliar itu, Saan disebut sebagai pengatur proyek dan memberikan suap sebesar 50 ribu dolar kepada Erman Suparno selaku Menakertrans. Sementara Anas mengatur pertemuan untuk membicarakan proyek tersebut di rumah dinas Menakertrans.
Ruhut memperingatkan, Anas dan Saan berbesar hati karena berita-berita tentang keterlibatan keduanya dapat membuat citra Partai Demokrat hancur.
"Jangan bikin partai karam, kalau mau tenggelam tenggelam saja sendiri," katanya memperingatkan.
Bukan kali ini saja Ruhut melontarkan pernyataan meminta Anas dan fungsionaris partai Demokrat untuk mundur. Pada Februari 2012 Ruhut menyampaikan hal itu karena Anas disebut-sebut terlibat korupsi Wisma Atlet dan Hambalang di Kemenpora.
[dem]
BERITA TERKAIT: