DEBAT putaran terakhir calon gubernur Jakarta jadi hiburan politik yang cukup menyegarkan akhir pekan. Penampilan dan gaya Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli sangat berbeda dengan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama. Di penghujung acara, keduanya sempat melontarkan ucapan saling meledek. Tapi, mereka mengakhiri perdebatan dengan pelukan akrab.
Dalam tayangan televisi, suasana panas memang kurang terasa. Tetapi, di studio Metro TV, tempat acara itu berlangsung, terjadi kehebohan. Para pendukung saling ledek dan lempar yel-yel.
Di awal acara, Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrowi Ramli (Nara) kelihatan tegang sekali. Sedangkan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahja (Ahok), sebaliknya. Pasangan nomor 3 ini seperti tampil tanpa beban. Santai. Dari penampakan luar, Foke-Nara terlihat ingin menunjukkan “kesiapannya†dengan tampil berjas. Warnanya abu-abu. Entah kenapa mereka memilih warna ini.
Sedangkan Jokowi-Ahok sederhana. Pakai seragam kebanggaan; baju kotak-kotak. Ekor kemeja dibiarkan terlepas. Bahkan, tidak dimasukkan ke dalam celananya.
Acara yang dipandu Najwa Shihab dan Suryopratomo itu riuh rendah oleh para pendukung calon gubernur.
Di deretan tim kotak-kotak, terlihat orang-orang PDIP dan Gerindra. Juga sejumlah kalangan lain. Ada Rieke Dyah Pitaloka, Fadlizon, Setiawan Djodi, Arswendo Atmowiloto, Ribka Tjiptaning, Camelia Malik dan Eep Saifullah Fatah.
Menarik menyaksikan cara mereka memaparkan programnya untuk Jakarta. Ada berulang kata “akan†disampaikan oleh pasangan Foke-Nara. Sedangkan Jokowi-Ahok membeberkan, kisah sukses di daerah yang dipimpinnya.
Foke terlihat lebih percaya diri. Sebagai incumbent, dia seperti ingin menunjukkan kepada lawan, bahwa persoalan di Jakarta tidak sesederhana yang dibayangkan. “Ibaratnya, punya duit segunung pun, menyelesaikan masalah di Jakarta itu tidak bisa sekejap,†katanya.
Dia bilang, menyelesaikan problem Jakarta tidak cukup hanya retorika dan pencitraan. Apalagi janji. “Janji setinggi gunung, tidak akan menjamin,†ucap Foke.
Sedangkan Jokowi memang terkesan “menggampangkan†persoalan. Dia tidak pakai bahasa yang rumit. Misalnya, soal pemukiman bantaran kali, yang kerap banjir. Kata Jokowi tak perlu ada penggusuran ke tempat jauh. Pemukiman di dekat bantaran kali cukup digeser, karena penduduk di sana sudah tinggal lama. Lalu, bantaran kalinya dihijaukan, ditata baik dan melibatkan warga.
“Biayanya cukup 24 miliar, dibandingkan dengan APBD DKI yang selama lima tahun, 180 triliun, itu kecil sekali,†kata Jokowi.
Dia mengatakan begitu sembari memperlihatkan desain deretan rumah yang direncanakannya itu.
Soal moda transportasi, Foke menceritakan planningnya. Mau buat MRT, transportasi massal, dan sebagainya. Tapi, di mata Jokowi, itu baru sekedar wacana. “Kapan selesainya. Dimulai saja belum,†kata Jokowi. “Jadi yang beretorika itu siapa. Saya atau Pak Fauzi,†tanya Jokowi.
Ahok juga sempat mengkritik, manajemen busway ibarat pengelolaan warung, karena belum memberi keuntungan banyak. Foke sempat agak panas menjawab ini, dan menjelaskan bahwa program busway saat ini sesuai dengan perencanaan dan akan diselesaikan pada waktunya.
Yang agak panas, saat Foke diminta melontarkan pertanyaan untuk Jokowi. Sayang, dia tidak menanyakan hal yang substansial, semisal program. Foke malah bertanya soal perasaan Jokowi. “Konflik batin apa yang Anda rasakan? Di Solo, Anda bilang, kepentingan warga diutamakan. Di Jakarta, Anda juga bilang, kepentingan warga diutamakan.â€
Jawaban Jokowi yang agak serius. “Ini proses demokrasi. Kalau undang-undang tidak izinkan, saya tidak akan ke sini.†Tapi, dia tambah kalimatnya. “Masa saya harus di Solo terus. Ini untuk peningkatan karir,†katanya. Dan, suara pendukung Foke pun riuh meledek dia. “Huuuu...â€
Para pendukung Jokowi sempat agak kecewa terhadap sikap Nara. Saat sesi wagub saling bertanya, Nara mengawalinya dengan kata-kata: “Haiiyaaa.. Ahook.†Diledek begitu, Ahok terlihat tersenyum. Dia menanggapi dengan lempar candaan. “Ya, orang Betawi dengan saya kan ada yang sama-sama sipit,†katanya.
Nara bertanya, kenapa Ahok pindah-pihak terus. “Belum kelar, sudah pindah. Apakah nanti setelah di Jakarta, belum selesai, juga akan pindah,†tanyanya.
Ahok menjawab dengan mengibaratkan, permainan sepak bola. Kalau jago di daerahnya, biasanya akan dibawa ke tingkat nasional. “Nah, sekarang saya di bawa ke sini, karena di sini mungkin nggak becus pemainnya,†kata Ahok. Ops! Nara kelihatan kaget dengan jawaban itu.
Yang terakhir, saat Najwa minta para calon memaparkan hal-hal positif dari lawan. Hasilnya, Foke-Jokowi malah saling ledek. “Yang paling positif, Pak Jokowi menjanjikan sesuatu yang belum bisa dilaksanakan,†kata Foke.
Pendukungnya berteriak dan bertepuk tangan.
Lalu dibalas Jokowi, “Beliau (Foke) sudah puluhan tahun di birokrasi Jakarta. Dengan pengalaman itu, mestinya bisa langsung action. Tidak sekedar rencana, akan, akan, akan. Ini positif, artinya, beliau (Foke) sudah punya rencana. Meski belum dikerjakan.â€
Lagi-lagi, riuh. Giliran pendukung Jokowi yang bertepuk tangan. Mendengarnya, Foke ketawa. Dia ikut tepuk tangan.
Usai debat, mereka saling bersalamanan dan berpelukan dengan akrab. Dan selesai acara, kedua kandidat kembali bersalaman diikuti seluruh tim suksesnya. Suasana panas pun reda. Foke langsung keluar dari studio. Sementara Jokowi menyesalkan pertanyaan yang tidak substansial, juga ada pernyataan menyinggung SARA kepada pasangannya. [HARIAN RAKYAT MERDEKA]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: