Tentu saja negarawan dan politisi cukup berbeda. Negarawan selalu memikiran generasi mendatang, sementara politisi hanya memikirkan untuk pemilu ke depan. Dan persoalan inilah yang harus dipikirkan oleh PDI Perjuangan.
Demikian disampaikan pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanudin Muhtadi, dalam "Dialog Kebangsaan" di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Lenteng Agung No. 99, Jakarta Selatan, (Kamis 13/9).
"Belakangan ada gejala dimana yang kita cetak bukan
leader melainkan
dealer. K rena proses transaksi politik yang mahal, politisi kita jadi mikir pendek," jelas Burhan, sambil mengatakan jika belakangan perdebatan di Senayan turun derajat dan kualitasnya.
Burhan pun mengapresiasi langkah PDI Perjuangan yang tidak memberikan
previlege bagi kadernya yang mau masuk ke Senayan. Semua caleg dari PDI Perjuangan harus melakukan psikotes agar bisa melahirkan calon yang berkualitas.
"Di PDI-P tidak ada
previlege, semua harus ikut psikotes. Mumpung ada dua tahun sebelum 2014, ada dua event besar untuk rekrutmen calon terbaik untuk duduk di DPR-RI," ucapnya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: