Tapi, testimoni Antasari lewat wawancara dengan salah satu stasiun televisi berita itu dianggap belum terlalu jelas. Meskipun sudah ada pelurusan dari pengacara Antasari, mantan Ketua KPK itu diminta menjelaskan sendiri dengan lebih gamblang apa yang terjadi saat rapat terbatas di Istana.
"Hanura menyambut baik pernyataan Antasari, pernyataannya bisa melengkapi apa yang sudah digali sejak dibentuk Pansus Century," kata Ketua DPP Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi, kepada wartawan dalam rilis yang dikirimkannya (Senin, 13/8).
Dia tegaskan, Hanura dari awal sudah bekerja keras untuk mengungkap kebenaran. Dan Hanura yakini bahwa sudah semakin jelas bagaimana proses bailout Century itu dilakukan. Sekarang tinggal apakah ada political will dari aparat penegak hukum, seperti KPK, Polri, dan Kejaksaan untuk mengungkap semua yang terlibat dalam Centurygate
"Komisi III dari Hanura juga setuju untuk memanggil Antasari dan nama-nama yang disebut Antasari untuk semakin mengungkap bailout Century ini," ungkapnya.
Pada hari Sabtu lalu, pengacara Antasari Azhar, Maqdir Ismail, meluruskan pernyataan kliennya soal pertemuan Presiden SBY dengan petinggi negara untuk membahas penyelamatan negara dari krisis dan pemberian dana talangan Century.
Maqdir jelaskan, menurut Antasari, ada pertemuan d Istana Negara yang dipimpin Presiden (yang disebut Antasari sekitar awal Oktober 2008) membicarakan antisipasi terhadap kemungkinan krisis ekonomi seperti terjadi 97-98. Dalam rangka pertemuan itu, Antasari hadir sebagai undangan presiden.
Soal pertemuan di awal Oktober 2008 yang dikatakan Antasari Azhar digelar di Istana itu, dia tegaskan tidak membicarakan masalah Bank Century. Pembahasan seputar antisipasi kemungkinan akan terjadi krisis dan itu adalah hal wajar dibicarakan.
Tak lama sesudah itu ada pertemuan Antasari dengan Boediono (Gubernur BI saat itu).
"Beliau (Boediono) datang ke KPK beritahu ada rencana bailout Indover (anak perusahaan Bank Indonesia). Antasari menyarankan tidak dilakukan karena Indover sudah sangat berat, tidak patut lagi di-bailout," terang Maqdir.
[ald]