"Sekarang kekuatan KPK dan Polri sudah sama, dan "buaya"-nya juga sama. Dalam berbagai hal sudah seimbang. Penggelapan kasus juga terjadi di dua institusi itu," ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M Massardi kepada
Rakyat Merdeka Online sesaat tadi (Jumat, 10/8).
Apa yang dilakukan KPK terkait korupsi simulator SIM sudah benar. Tapi, tindakan Polri menyidik kasus itu juga benar. Jadi, menurut Adhie, biarkanlah dua kebenaran ini bertarung dulu, tapi tentu dengan resiko kontraproduktif untuk pemberantasan korupsi.
"Sebaiknya Polri yang menangani kasusnya. Sejauh ini Polri tidak main-main. KPK cukup melakukan supervisi. Atau bisa juga dibagi, jenderal-jenderal yang terlibat seperti DS ditangani KPK. Ini baik juga selama dilakukan dengan koordinasi," katanya.
Menurut juru bicara presiden era Abdurrahman Wahid ini, salah kalau menganggap Polri tidak akan bisa menangani korupsi yang melibatkan jenderal-jenderal mereka yang masih aktif. Tindakan mereka memenjarakan Susno Duadji dan Suyitno Landung membuktikan kalau mereka bisa.
Belum lagi, Kabareskrim Sutarman adalah polisi baik. Sebagai bekas ajudan Gus Dur, Sutarman adalah polisi yang berani. Gus Dur, ungkap Adhie, pernah menyebut polisi yang baik itu ada empat, yaitu Hugeng, patung poilsi, polisi tidur dan Sutarman.
"Apalagi sekarang ini kasus ini (simulator SIM) sudah terbuka luas dan publik semuanya sudah tahu. Karena kasus ini sudah terbuka luas, Polri tidak akan main-main," tandas dia.
[dem]
BERITA TERKAIT: