Sejarah mencatat, negeri ini bertransformasi dari negeri terjajah ke alam merdeka yang akhirnya diproklamirkan pada bulan Ramadhan. Proklamasi kemerdekaan itu pun berlangsung dengan hikmat dan diikuti oleh semua lintas suku, agama dan ras.
Namun, menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, atmosfir Jakarta semakin panas dan gerah. Ramadhan dan Leberan pun menjadi seksi bagi kepentingan politik tertenti.
"Jangan dijadikan momentum Ramadhan dan Lebaran ini menjadi ajang paling politisasi dan penuh intrik," kata Koordinator DPD Relawan Perjuangn Demokrasi (Repdem) DKI Jakarta, Faisal Rahman, di Bundaran HI, Jakarta Pusat (Minggu, 29/7).
Ramadhan, ungkap Faisal, seharusnya membawa manusia semakin dekat dengan sang khalik, bukan menajadi peritiwa politis tingkat tinggi, lengkap dengan segala intrik dan kebusukan.
"Karena itu, sudah seharusnya pula para politisi, pemuka agama dan cendikiawan meletakkan dasar toleranasi kerukunan dan kebersamaan hak tanpa diskriminasi ekonomi politik maupun budaya," demikian Faisal.
[ysa]
BERITA TERKAIT: