Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan kepada
Rakyat Merdeka Online sesaat tadi (Rabu, 18/7).
Langkah pertama, kata dia, adalah
reframing, yakni memperbaiki image dengan cara menambal (infusing) citra negatif Foke sebagai incumbent yang dianggap gagal mengelola Jakarta dengan memperkuat aspek keberhasilannya.
"Bisa juga dengan cara menetralisir (
neutralizing) image negatif melalui kerja sosial yang konkret. Ini sangat dimungkinkan karena Foke incumbent," jelasnya.
Langkah kedua adalah
recalibrating. Dalam hal ini, kata Bakir, pasangan yang diusung Partai Demokrat dan sejumlah partai politik itu harus merelokalisasi isu-isu negatif yang selama ini disematkan pada Fauzi Bowo. Misalnya dengan mengakui kegagalan pada aspek-aspek tertentu tapi sudah diambil tindakannya.
"Bahwa ada kegagalan iya, tapi hanya pada aspek tertentu dan sudah dilakukan tindakan perbaikan. Jadi kegagalan bukan pada Foke, tapi pada oknum pejabat dan sudah ditindak," urainya.
"Ketiga
refocusing, yaitu menggeser isu-isu negatif dengan membanjirinya dengan isu-isu positif, sehingga fokus masyarakat bergeser ke hal-hal yang positif," tandas dosen marketing politik itu.
Bila Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, setidaknya melakukan tiga langkah ini, bukan tidak mungkin hasil pemilihan di putaran dua September nanti akan berbuah manis. Dominasi Joko Widodo-Basuki T Purnama di putaran pertama akan berbalik dan kalah dari mereka.
[dem]
BERITA TERKAIT: