Begitu analisis pengamat politik Muhammad AS Hikam seperti ditulis dalam blog miliknya (Sabtu, 14/7).
"Dengan kata lain, mengerahkan Anas Urbaningrum dan para elite Partai Demokrat adalah sebuah resep untuk malapetaka (
a recipe for disaster)," tulisnya.
Dikatakan, rakyat, termasuk rakyat DKI, sudah muak dengan sandiwara dan kebohongan yang selama beberapa tahun terakhir dipertontonkan dengan sangat vulgar oleh elite politik yang sedang berkuasa. Bukan saja Foke dan para elite di Pemda DKI, tetapi juga elite Partai Demokrat yang kini menjadi sponsor politik utamanya.
Kasus-kasus korupsi yang sedang dibongkar satu demi satu dan melibatkan elite top Partai Demokrat, seperti Anas, Nazar, Angie, Andi Malarangeng, dan lain-lainnya, sudah diketahui dan menjadi buah bibir rakyat calon pemilih DKI. Rakyat tentu tidak akan sudi bila Jakarta yang sudah penuh masalah nanti akan ditambah lagi dengan masalah yang lebih besar, yaitu sebagai ladang korupsi!
Kalau Foke-Nara ingin merebut simpati publik, dan itu pun kalau bukan terlambat, kata Hikam, maka mereka harus mengambil jarak dari elit Partai Demokrat. Mereka mesti melarang elit-elit Partai Demokrat yang berbau korupsi untuk ikut-ikutan berkampanye. Bahkan jangan sampai ada satu gambar atau satu event pun yang bisa dicitrakan Foke-Nara sedang berada bersama dengan para elit tersebut.
"Politik adalah persepsi. Kalau Foke-Nara makin dipersepsikan lengket dengan para elit Demokrat yang bermasalah itu, mana mungkin rakyat DKI mau memilih mereka?" tulis wakil rektor President University itu mengingatkan
.[dem]
BERITA TERKAIT: