"Kami tim advokasi telah laporkan dugaan money politic oleh tim calon gubernur dengan angka Rp 50-75 ribu. Kami sudah laporkan fakta ini ke Panwaslu," kata salah seorang tim advokasi Foke-Nara, Darsih, di Media Center Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7).
Relawan mereka lapangan juga menemukan black campaign dengan poster-poster yang menyandingkan wajah Fauzi Bowo dengan foto terpidana korupsi, Muhammad Nazaruddin. Darsih mengeluarkan poster ukuran sedang tersebut yang bertuliskan "Satu Guru Satu Ilmu".
"Kami tidak tahu dan menuduh pelakunya siapa, itu lebih banyak di wilayah Barat, dan tersebar di Selatan, Pusat dan daerah lain," tegasnya.
Soal money politic itu dia mengaku punya saksi, yaitu relawan pemenangan Foke-Nara di Jakarta Pusat bernama Jan Awalissi Rindrai. Dua saksi lain bernama Mahmuri (Ketua RW 07, Jakarta Pusat) dan Toni (warga Jalan Tambak, Jakarta Pusat) yang melaporkan temuan mereka pada Jan.
Modusnya adalah membagikan uang dan diselipkan di kantong baju bermotif kotak-kotak. Pembagian uang dilakukan dua hari, 10 dan 11 Juli (hari pencoblosan). Memang H-1 tim Jokowi membagi-bagikan baju kota-kotak ke warga di beberapa wilayah.
"Saksinya adalah Toni warga Jalan Tambak. Dia didatangi orang bernama Arif yang mengaku koordinator pemenangan nomor 3 Jokowi-Ahok, Rp 50-75 ribu," jelasnya.
Tim Foke juga temukan, pembagian dilakukan di banyak tempat di dua hari, yaitu kawasan kelurahan Cijantung, Manggarai Selatan, Cipinang, Cawang, Pegangsaan dan Kramat Jati. Tim sukses foke mengklaim punya foto dari si pembagi uang yang bernama Arief.
Tapi, Mahmuri sebagai Ketua RW 07 mengatakan tak melihat langsung pembagian baju yang diselipkan uang itu. Dia juga tak melihat uang yang diberikan ke warga.
"Saya hanya dapat lpaoran dari warga (ada uang di baju kotak-kotak yang dibagikan)," jelasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: