Demikian disampaikan Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan Sabang-Merauke Circle, Perdana Wahyu Sentosa dalam diskusi bertajuk 'Arah Politik Nasionalisme Papua' yang diadakan di Hotel Aston Rasuna, Kuningan, Rabu (27/6).
"Benturan antropologis sangat berbeda antara Jakarta-Papua. Ketika orang Jakarta berpikir A maka orang Papua berpikir B," kata Perdana.
Penyaluran dana otsus dan Freeport masih berkontribusi segala aspek di Papua. "Masalahnya adalah hasil otsus dibikin pasar, tapi mereka tidak biasa dagang di gedung, semua yang dibangun oleh otsus itu dijual kepada pendatang," terang Perdana.
Menurutnya, untuk menyelesaikan masalah di Papua dalam upaya mempercepat pembangunan, harus dilakukan dialog yang bermartabat.
"Pemerintah tidak perlu takut, OPM juga tidak perlu meningkatkan tensi, semua demi kebaikan bersama," tandasnya.
[arp]
BERITA TERKAIT: