Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Hanura, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, mengingatkan bahwa persitiwa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja berlalu. Kasus ini, terutama terkait dengan jatuhnya Fokker 27 A 2708, harus menjadi titik awal pembenahan sistem pertahanan dirgantara Indonesia.
"Mempelajari dari jatuhnya Fokker 27, maka kita harusnya mulai berfikir bahwa sistem pertahanan dirgantara kita harus dibenahi," kata Nuning, panggilan akrab Susaningtyas, kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Sabtu, 23/6).
Dalam membenahi sistem pertahanan dirgantara Indonesia, Nuning juga mengingatkan agar tidak terfokus pada alat utama sistem senjata (alutsista) semata. Sebab bagaimanapun, pendidikan bagi para perwira juga sangat penting.
"Agar perwira pengawak
updating ilmu terkait alutista dan sistem pertahanan," ungkap Nuning, yang juga Ketua DPP Partai Hanura bidang Pertahanan dan Informasi.
Untuk diketahui, jenis pesawat Fokker 27 yang jatuh di Bandara Halim Perdana Kusuma merupakan buatan tahun 1977.
[ysa]
BERITA TERKAIT: