Ada kekuatan yang begitu besar yang memproduksi orang miskin secara massif. Kekuatan ini menghasilkan kebijakan neoliberalisme yang dengan mengatasnamakan pasar bebas Indonesia menjejali masyarakat Indonesia dengan beras impor, obat tradisional impor, batik impor, ikan impor, dan seterusnya. Menurut Kordinator Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH) yang juga mantan anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Taliwang, kekuatan besar inilah yang harus dilawan.
"Kita sangat menghormati ajaran agama yang menganjurkan kita menyantuni orang miskin. Kita juga sangat mengapresiasi motivator seperti Mario Teguh yang merangkai kata dengan indah agar orang miskin bekerja keras untuk mengubah nasibnya. Kita juga hormat kepada sekolah yang dengan gigih membekali anak orang miskin dengan skill sebagai bekal keluar dari kemelaratan," ujar Hatta kepada Rakyat Merdeka Online, Senin pagi (18/6).
"Tetapi keliru besar kalau kita menganggap bahwa dengan upaya itu jumlah orang-orang miskin akan berkurang," sambungnya.
Dia menambahkan bahwa pemahaman pasar bebas liar ini dilindungi antek-antek neolib di birokrasi sehingga terus menerus memproduksi kemiskinan. Kebijakan yang memiskinkan rakyat inilah yang harus dilawan oleh para agamawan, motivator, pendidik, dan lain sebagainya.
"Kit tidak bisa lagi sekadar menjadi pejuang di hilir masalah. Karena tidak akan pernah selesai. Kita harus bersatu melawan kebijakan yang menindas ini," demikian Hatta. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: